setiap aku kembali ke daerah itu, tanah kelahiran ku dengan sejuta kenangan indah, masih jelas terbayang jejak jejak kaki mungil yang berlari menyusuri gang gang pemukiman dengan sangat riang dan lepas. rasanya baru kemaren semua itu terjadi...
ingatkah.. saat pagi sekolah tiba.. hari drama di mulai dengan adegan aku yang selalu susah di bangunkan, selalu manja ingin berlama lama di atas tempat tidur walaupun jam hampir menunjukan pukul 7 pagi. drama berikutnya ketika harus rebutan kamar mandi dengan adik laki laki satu satunya, di ikuti dengan adegan bertengkar yang ujungnya penuh tawa, aku hampir lupa.. ketika aku tak bersama kedua orang tua yang ku sebut ayah dan ibu namun bersama mereka yang ku panggil kakek , nenek dan tante.
hari indah akan dimulai ketika langkah kaki menuju sekolah, rasanya masa masa sd adalah hal yang indah ketika jaman itu belum mengenal hp, tablet atau teknologi canggih, semua masih berbaur satu bermain lari lari, bermain bola, bermain pertak umpet dan bermain karet gelang, walaupun ditengah permainan selalu ada saja pertengkaran yang tidak jarang di akhiri dengan jambak jambakan. namun itu semua hanya akan terjadi pada hari itu dan besoknya anak anak kecil polos yang kemaren bertengkar akan kembali bermain bersama dan lupa dengan kejain kemaren.
ingatkah.. ketika uang sangat begitu mahal dan tidak sebanyak sekarang, telur sebutir harus di bagi lima untuk enam orang hanya untuk makan bersama, tapi lihatlah.. ajaran itu membuat ku mengerti arti berbagi dan berkorban dengan orang lain...
masih jelas dalam ingatan ku.. ketika hujan deras turun itu akan menjadi hari yang sangat membahagiakan, karna hujan selalu menjadi pemandian gratis yang luar biasa, dan air air yang mengalir lewat lorong lorong selokan selalu menjadi daya tarik luar biasa. kenapa aku lupa arti kehilangan?
karna aku terlena arti kebahagiaan.. aku tidak pernah menyadari suatu saat semua yang ku miliki akan hilang, dan mereka yang ku sayangi akan pergi satu persatu dan tidak ada lagi di bawah langit yang sama dengan ku...
masih sangat ku ingat jelas.. tawa tawa riang yang selalu nyaring ku dengar saat sore setelah adzan ashar, karna itu adalah masa dimana anak anak seperti ku selalu memiliki telapati untuk berkumpul di tempat yang sama untuk sekedar bermain petak umpet atau lombat tali.. dan aku terlena.. aku tidak tau suatu masa anak anak itu akan tumbuh dewasa dan memiliki kehidupan mereka masing masing...
masih sangat ku ingat jelas, ketika pertemanan begitu tulus antara laki laki dan wanita, berlari bersama, bersepeda bersama, makan rujak bersama atau hanya sekedar basa basi saling menggangu samapi ada salah satu anak yang akan menangis.. tapi anehnya.. itu hanya menjado tangisan bebera menit karna pada menit berikutnya.. mereka akan tertawa riang memulai permainan bersama...
dan aku lupa.. anak anak itu akan dewasa dan mulai memiliki cita dan cinta.. bahkan bisa jadi akan ada cinta yang tumbuh di antara mereka tampa mereka sadari bahwa mereka sudah bersama semenjak dulu..
waktu terus berputar.. mengajarkan mu arti kehilangan, arti memiliki, arti sebuah kenangan..
waktu juga mengajarkanmu arti rindu yang kekal dan doa yang hanya bisa terucap untuk mereka yang tak lagi bersama mu di dunia...
sang waktu juga berkuasa.. mengajarkan kita untuk memilih rumah tempat kita kembali memulai cerita dan memiliki kisa kisah baru...
aku.. masih berkelana , mengukir berbagai kenangan yang nanti akan ku kenang seperti ini saat usiaku lebih dewasa..
mereka.. sebagian sahabat kecil yang menjadi bagian cerita dan kenangan yang selalu menari dalam ingatan sudah memilih rumah mereka untuk kembali...
lalu aku ??
aku juga lelah untuk mencari.. aku lelah berkelana.. tapi aku akan kembali ketika tempat yang kusebut rumah sudah bisa kujadikan bagian untuk menciptakan kenangan ku yang baru..
kenangan yang lebih indah untuk sanggup menghapus semua luka yang tidak sengaja tergores karena waktu yang memaksa untuk mengajarkan arti kedewasaan yang sesungguhnya, waktu juga yang akan sanggup mengembalikan hati yang sempat tertinggal karena kedewasaan yang di paksakan pada keegoisan yang mencapai puncaknya.
peri kecil