Pencarian
itu membuahkan hasil, ada seseorang yang menelpon pihak radio dan memberitau
bahwa dia mengenal sosok laki laki yang sering disebutkan itu serta memberikan
alamat rumahnya yang dulu karna papa tidak laki tinggal disitu. Malam itu juga
kak fatma pergi kerumah yang dimaksud dan ternyata rumah itu adalah rumah nenek
dan kakek orang tua papa, kak fatma menceritakan semuanya,tentang aku yang
mencari papa , seketika nenekku menangis, nenek berkata “dia adalah cucu
pertamaku”. Suasanya berubah haru, semua orang menangis dan malam itu juga
keluarga papa menelponku.
Aku
tidak pernah membayangkan jika suara yang berbicara padaku adalah suara nenek,
sosok yang sudah melahirkan orang yang aku cari selama ini.nenek berbicara
panjang lebar dan hanya bisa meminta maaf, hanya maaf yang terucap, dan hanya
kata maaf. Aku hanya bisa diam, sepertinya semua ini adalah mimpi, aku tidak
bisa berbicara apa apa. Nenek bilang padaku untuk bersabar, mungkin malam ini
aku belum bisa berbicara dengan papa, karna papaku sudah menikah dan memiliki
kehidupannya sendiri sekarang dan nenek berjanji akan memberitau kepada papa,
entah besok atau lusa papa akan menelpon ku.
Setelah
pembicaraan malam itu, aku mengucapkan terimakasih kepada kak fatma sudah
membantuku sejauh ini, dan lusanya papa menelponku. Suara itu , suara yang
tidak pernah aku dengarkan bahkan membayangkannya pun aku tidak bisa, dan suara
itu memanggilku dengan sebutan anakku. Aku hanya diam dan papa hanya bisa
mengucapkan maaf, maaf dan maaf. “kamu boleh mebenci papa, dan kamu boleh boleh
melakukan apapun terhadap papa” itu kata kata yang terucap dari papa. Kata
pertama yang keluar dari mulutku hanya pertanyaan “Apa papa lupa ingatan selama
ini “ papa ku hanya terdiam. “Apa papa tidak ingin bertemu denganku?”
Kata
kata mengalir dengan sendiri nya “seharusnya bukan seorang anak yang mencari
papanya, tetapi seorang papa yang harus mencari anak yang tidak pernah ia lihat
selama 20 tahun. Aku tidak berhak marah ataupun menghukum papa, yang berhak
melakukan semua itu hanya Tuhan. Aku juga tidak berhak marah karna marahku
tidak akan mengembalikan semuanya, aku cukup senang karna papa masih
mengingatku”
Keluarga
papa akhirnya mengirimkan ku tiket pesawat untuk menemui mereka, tidak pernah
aku berpikir hari ini akan datang hari dimana aku turun dari pesawat, dan di
ujung pintu kedatangan sama, papa dan keluargaku menanti kedatanganku, darah
daging yang tidak pernah mereka lihat selama 20 tahun lamanya. Masih teringat
jelas hari ini papa mengenakan baju merah dan kaca mata coklat, sedangkan aku
mengenakan baju orange dan jilbab hitam.
Setelah
20 tahun, untuk pertama kalinya, aku merasakan pelukan hangat seorang papa,
pelukan yang tidak aku dapatkan selama 20 tahun lamanya. Pelukan yang hanya
bisa aku mimpikan. Papa.. papa.. papa... pelukannya begitu hangat. Selama 2
hari aku bersama papa dan hari ketiga papa harus kembali kepada keluarganya.
Aku tidak apa apa, walaupun ingin rasanya waktu berhenti saat itu , aku ingin
bersama papa lebih lama lagi. Aku harus bisa menerima bahwa sekarang papa
memiliki kehidupannya sendiri, memiliki istri dan anak-anak. Aku tidak bisa
memaksakan keluarga kecil papa menerima kehadiranku karna keinginanku hanya
satu, aku hanya ingin bertemu papa dan itu sudah terwujud.
Aku
tidak bisa menyalahkan takdir, sekarang aku memiliki 2 mama dan 2 papa. mamaku
sudah memiliki kehidupannya sendiri, dan papa juga begitu, mereka sudah
sama-sama bahagia sedangkan aku juga cukup bahagia bisa melihat 2 orang yang
aku sayangi bahagia. Takdir memang kejam tapi ini nyata bukan sinetron yang
bisa kita ubah alurnya sesuai keinginan. Aku tidak akan pernah mengerti kenapa
papa pergi meninggalkanku tetapi aku tahu , ini adalah cerita indah yang telah
dituliskan oleh Tuhan untukku. Apapun yang sudah terjadi, aku percaya setiap
orang memiliki alasannya masing masing dan kita tidak punya hak untuk menilai
itu benar atau salah. Terima kasih Tuhan,,, walaupun hanya sesaat, aku bisa
merasakan betapa hangatnya pelukan seorang papa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar